1. Menghitung beban pendingin (sensible heat dan panas laten)
2. Menghitung rasio panas terasa/sensible heat
Menghitung total panas, rasio sensible heat dari sensible heat dan panas laten.
3. Menghitung volume udara
Q = qs/(0.24*60(tr-td)/v) m3/min
dimana:
tr = suhu di dalam ruangan
td = suhu hembusan cooler
v = volume rasio udara hembusan cooler (0.835)
tr-td=At, diasumsikan At=10 C (untuk AC umum), selain itu ada baiknya juga diasumsikan At=8~12 C sesuai dengan kondisi.
4. Menentukan titik mixing udara bersih (fresh) dan udara kembali
Ditentukan dari volume udara sebelumnya dan volume udara yang baru masuk.
Volume udara yang baru masuk akan bertambah dan berkurang mengikuti kekuatan kerja orang yang bekerja di tempat kerja itu. Frekuensi ventilasi yang dibutuhkan di tempat kerja itu dapat dihitung dari volume ventilasi yang dibutuhkan dan volume udaranya.
Tinggi atap >= 2.7~<2.9>=0.7 kali/h
Tinggi atap >= 2.9~<3.5>=0.5 kali/h,
Tinggi atap >= 3.5 m >=0.3 kali/h
5. Menentukan kapasitas cooler
Bila suhu inlet cooler, suhu kondensasi media pendingin, volume angin telah ditentukan melalui tahapan pemilihan cooler pada penjelasan bab 5-3, maka kapasitas cooler (q) dapat dihitung melalui data-data performance dan pemilihan cooler yang sesuai menurut katalog maker. Bila memakai cooling tower yang umum, maka suhu kondensasi media pendingin adalah dihitung berkisar 42 C.
6. Menghitung entalpi bagian outlet cooler
Bila kapasitas cooler (q) telah ditentukan, maka berikutnya adalah menghitung entalpi bagian outlet cooler.
tr = suhu di dalam ruangan
td = suhu hembusan cooler
v = volume rasio udara hembusan cooler (0.835)
tr-td=At, diasumsikan At=10 C (untuk AC umum), selain itu ada baiknya juga diasumsikan At=8~12 C sesuai dengan kondisi.
4. Menentukan titik mixing udara bersih (fresh) dan udara kembali
Ditentukan dari volume udara sebelumnya dan volume udara yang baru masuk.
Volume udara yang baru masuk akan bertambah dan berkurang mengikuti kekuatan kerja orang yang bekerja di tempat kerja itu. Frekuensi ventilasi yang dibutuhkan di tempat kerja itu dapat dihitung dari volume ventilasi yang dibutuhkan dan volume udaranya.
Tinggi atap >= 2.7~<2.9>=0.7 kali/h
Tinggi atap >= 2.9~<3.5>=0.5 kali/h,
Tinggi atap >= 3.5 m >=0.3 kali/h
5. Menentukan kapasitas cooler
Bila suhu inlet cooler, suhu kondensasi media pendingin, volume angin telah ditentukan melalui tahapan pemilihan cooler pada penjelasan bab 5-3, maka kapasitas cooler (q) dapat dihitung melalui data-data performance dan pemilihan cooler yang sesuai menurut katalog maker. Bila memakai cooling tower yang umum, maka suhu kondensasi media pendingin adalah dihitung berkisar 42 C.
6. Menghitung entalpi bagian outlet cooler
Bila kapasitas cooler (q) telah ditentukan, maka berikutnya adalah menghitung entalpi bagian outlet cooler.
id=im-(q*v/(60*Q))
id=entalpi bagian outlet cooler
im=entalpi bagian inlet cooler
7. Menghitung cooler by pass factor (BF) di bagian outlet cooler
Bila entalpi bagian outlet cooler sudah ditetapkan, maka berikutnya adalah menghitung cooler bypass factor sesuai spec cooler.
8. Menghitung suhu bola kering bagian outlet cooler
Bila nilai BF telah ditentukan, maka berikutnya nilai suhu bola kering bagian outlet cooler akan dapat ditetapkan.
9. Verifikasi suhu bola kering yang diasumsikan
Sebaiknya nilai suhu bola kering bagian outlet cooler ini adalah lebih rendah dibandingkan dengan td, yang merupakan nilai asumsi pada saat volume angin ditetapkan pda point No.3.
Bila nilai ini diplot pada psychrometric chart, maka bila titik itu berada di dalam bagian yang diarsir, maka kapasitasnya dianggap mencukupi.
id=entalpi bagian outlet cooler
im=entalpi bagian inlet cooler
7. Menghitung cooler by pass factor (BF) di bagian outlet cooler
Bila entalpi bagian outlet cooler sudah ditetapkan, maka berikutnya adalah menghitung cooler bypass factor sesuai spec cooler.
8. Menghitung suhu bola kering bagian outlet cooler
Bila nilai BF telah ditentukan, maka berikutnya nilai suhu bola kering bagian outlet cooler akan dapat ditetapkan.
9. Verifikasi suhu bola kering yang diasumsikan
Sebaiknya nilai suhu bola kering bagian outlet cooler ini adalah lebih rendah dibandingkan dengan td, yang merupakan nilai asumsi pada saat volume angin ditetapkan pda point No.3.
Bila nilai ini diplot pada psychrometric chart, maka bila titik itu berada di dalam bagian yang diarsir, maka kapasitasnya dianggap mencukupi.
No comments:
Post a Comment